Hari Literasi Internasional 2022

Hari aksara se-dunia atau hari literasi internasional pertama kali digagas di tahun 1965 di Konferensi para Menteri Pendidikan tentang Pemberantasan Buta Huruf. Membaca bukan lagi menjadi kewajiban pada era ini, tetapi juga merupakan hak pengembangan diri manusia. Literasi dibutuhkan setiap individu dalam mengembangkan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Salah satu indikator dasar untuk melihat tingkat literasi penduduk adalah Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH). AMH melihat berapa persen penduduk yang mampu membaca dan menulis huruf latin/lainnya, sedangkan ABH menunjukkan seberapa banyak penduduk yang tidak bisa. Semakin besar nilai AMH maka semakin kecil nilai ABH. Pada tahun 2020, AMH perempuan di Kutai Barat dan Mahakam Ulu lebih rendah dibandingkan AMH laki-laki di kedua daerah tersebut. Artinya lebih banyak penduduk laki laki yang dapat membaca dan menulis huruf latin/lainnya dibandingkan perempuan. Ketidaksetaraan capaian Melek Huruf ini menjadi salah satu indikasi adanya ketimpangan akses pendidikan di Kutai Barat dan Mahakam Ulu.